Sebelum kita berkenalan dengan Ubuntu,
alangkah baiknya kita sedikit mengenal biangnya terlebih dahulu, yaitu
Linux. Apa sih Linux itu? Linux adalah “seonggok” kernel yang diciptakan
oleh Linus Torvalds. Terus gimana ceritanya kok om linus bisa iseng banget bikin kernel?
Nah begini cerita singkatnya.
Nah begini cerita singkatnya.
Pada 26 desember 1969 di helsinki, finlandia lahirlah seorang anak jenius yang diberi nama Linus Benedict Torvalds.
Bakatnya dibidang komputer mulai terlihat ketika ia menginjak usia 10
tahun. Pada saat itu, linus menjadi asisten kakeknya yang merupakan
seorang profesor statistik di universitas helsinki (wah ternyata memang
keturunan keluarga ilmuwan). Linus mempelajari program dasar pemrograman
dari buku manual komputer kakeknya Commodore VIC-20
(ini nama komputernya lho, bukan nama kakeknya). Seiring berjalannya
waktu, linus-pun akhirnya diterima kuliah di Universitas Helsinki
jurusan ilmu komputer.
Setelah
mendapatkan pelajaran tentang UNIX dan pemrograman C, linus membeli PC
pertamanya. Pada masanya terdapat sistem operasi yang terkenal dan
sangat menarik minatnya yaitu UNIX. Sayangnya sistem operasi yang
dikontrol oleh perusahaan AT&T itu sangatlah mahal, dan source
codenya (sumber kode program) sudah tidak lagi tersedia secara bebas.
Sebagai alternatif, Linus kemudian mencoba sistem operasi MINIX (akronim
dari MInimal uNIX), yang merupakan tiruan sederhana dari sistem operasi UNIX.
MINIX dibuat oleh Dr. Andrew Tanenbaum untuk mengajar mahasiswanya tentang cara kerja internal sistem operasi. Tanenbaum adalah
seorang ahli komputer yang teman nongkrongnya terdiri dari para
perancang sistem UNIX dan pengarang bahasa C. Sebagai alat pengajaran,
Tanenbaum tidak ingin MINIX tumbuh menjadi terlalu rumit, sehingga ia
seringkali menolak permintaan untuk menambah fitur dan fungsi. Source
code MINIX sendiri tersedia di buku dan disket yang dapat dibeli, akan tetapi hak distribusi dan penggandaannya dikendalikan oleh penerbit buku Prentice Hall.
Kurangnya fitur dan kebijakan source code MINIX yang “lihat boleh, obok-obok jangan” membuat Linus frustasi. Terinspirasi oleh buku
Tanenbaum, ia lalu terdorong untuk membuat sistem operasi baru yang
serupa dengan MINIX, namun tidak memiliki keterbatasan fitur ataupun hak
penggandaan. Ambisi Linus ditambah dengan kejeniusannya memang akhirnya
benar-benar menghasilkan sesuatu, yaitu sebuah inti sistem operasi
(kernel) bernama Linux (akronim dari Linus’ MINIX) yang bisa digunakan
walaupun mempunyai kemampuan yang masih sangat terbatas.
Tindakan
selanjutnya dari Linus yang sangat tepat adalah mengirimkan email yang
mengharapkan kerjasama komunitas dengan bahasa yang tidak menyombongkan
diri (sesuatu yang jarang dilakukan oleh anak muda yang merasa dirinya
pintar). Berikut kutipan pesan dari linus yang sangat terkenal itu:
From : torvalds@klaava.Helsinki.FI (Linus Benedict Torvalds)
Newsgroups : comp.os.minix
Subject : What would you like to see most in minix?
Summary : small poll for my new operating system
Message-ID :<1991Aug25.205708.9541@klaava.Helsinki.FI>
Date : 25 Aug 91 20:57:08 GMT
Organization : University of Helsinki
Hello
everybody out there using minix – I’m doing a (free) operating system
(just a hobby, won’t be big and professional like gnu) for 386(486) AT
clones. This has been brewing since april, and is starting to get ready.
I’d like any feedback on things people like/dislike in minix, as my OS
resembles it somewhat (same physical layout of the file-system
(due to practical reasons) among other things). I’ve currently ported
bash(1.08) and gcc(1.40), and things seem to work. This implies that
I’ll get something practical within a few months, and I’d like to know
what features most people would want. Any suggestions are welcome, but I
won’t promise I’ll implement them
Linus (torvalds@kruuna.helsinki.fi)
PS.
Yes – it’s free of any minix code, and it has a multi-threaded fs. It
is NOT protable (uses 386 task switching etc), and it probably never
will support anything other than AT-harddisks, as that’s all I have
.
Tidak
disangka, pesan dari Linus ini mendapatkan respon dan tanggapan yang
sangat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Linus
sendiri. Programmer-programmer yang hebat saling bahu-membahu
mengembangkan kernel sistem operasi baru rintisannya sampai menjadi
sebuah sistem operasi yang siap digunakan.
Sampai
sekarang programmer-programmer dari berbagai komunitas bergotong royong
bahu membahu untuk mengembangkan sistem operasi ini, sehingga tidak
heran jika sekarang terdapat banyak sekali distro-distro Linux
yang beredar (termasuk salah satunya adalah UBUNTU). Sistem Operasi
Linux sangatlah beragam. Ada yang gratis dan ada pula yang berbayar, ada
yang untuk pengguna advance namun banyak juga untuk yang pemula. Satu
hal yang pasti adalah komunitas-komunitas ini semakin besar sehingga
pengembangannya pun berjalan kearah yang lebih baik, bahkan saat ini
sebagian dari distro-distro Linux sudah mampu bersaing dengan sistem operasi berbayar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar